BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi itu abstrak ( kasat mata), walaupun banyak
orang yang bekerja dan hidup dari organisasi namun tidak seorangpun yang pernah
melihat atau menyentuh organisasi. Kita bisa melihat barang atau merasakan
manfaat jasa yang diberikan oleh suatu organisasi, bahkan mengenal siapa saja
yang bekerja di dalamnya, tetapi jarang sekali kita mengetahui apa alasan dan
motivasi organisasi tersebut menyediakan barang/jasa itu, atau bagaimana cara
mengontrol dan mempengaruhi para anggotanya. Semua itu tidaklah terlihat oleh
mata banyak orang yang berada di luar organisasi tersebut.
Sepintas pengorganisasian adalah biasa dan lumrah
dibicarakan. Yang tidak biasa adalah kenyataan sukarnya kualitas sempurna
pengorganisasian dicapai. Hal tersebut, karena salah satu unsur yang termasuk
sumber daya tidak lain manusia bahkan
manusia dalam keberadaannya sangat vital. Unsur manusia jugalah penyebab kalang
kabutnya kondisi negara kita dimana sebagian orang berteriak keras " Ubah
sistem ..ubah sistem ". Apa yakin dengan merubah sistem itu efisien? dan
kalau pun sistemnya dirubah, manusia jualah yang menjalankan. Sayangnya yang
berjuluk manusia itu rakus sebagaimana ilmu ekonomi menyebuthomo economicus.
Kerakusan yang menjadi penyebab inti bekerjasama di
dominasi kepentingan pribadi. Berbeda dengan ilmu ekonomi, manusia dijuluki
ilmu manajemen sebagai homo oeconomicus yang senang bekerjasama.
Kiranya dieklektikan, optimalisasi kualitas pengorganisasian dapat kita tempuh
dengan cara mengelola manusia rakus sedemikian rupa hingga bekerjasama mencapai
tujuan yang ditetapkan. Hal inilah yang melatarbelakangi disusunnya
makalah ini.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pengorganisasian
2. Bagaimana struktur pengorganisasian
3. Bagaimana pembagian kerja dalam
organisasi
4. Kenapa bagan organisasi penting dalam
struktur organisasi
5. Apa itu departementalisasi
6. Apa saja kelompok – kelompok kerja
formal dalam organisasi
7. Apa itu organisasi informal
1.3
Tujuan penulisan
1.
Agar mahasiswa lebih memahami tentang materi
Organisasi khususnya pengorganisasian.
2. Agar mahasiswa dapat memahami bagan struktur
pengorganisasian dalam sebuah lingkup manajemen.
3. Agar mahasiswa dapat memahami proses pembagian kerja dalam
sebuah organisasi
4. Agar mahasiswa mengerti bahwa bagan organisasi penting
dalam struktur organisasi
5. Mahasiswa mengerti apa itu departementalisasi.
6. Agar mahasiswa dapat menyebutkan kelompok kerja formal
dalam organisasi.
7. Agar mahasiswa mengerti apa itu organisasi informal.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian dari Pengorganisasian
a. Menurut G. R
Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang
merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa
sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka
terhadap keseluruhan.
b. Menurut Siagian
(1983): Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang - orang,
alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan
yang telah ditetapkan.
c. Drs.H. Malayu S. P.
Hasibuan: adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan pengaturan
bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan
orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan,
menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu
yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.
d. T. Hani handoko: sesuatu yang
digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang
sangat terspesialisasikan.
e. Kamus lengkap bahasa indonesia:
Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan merancang dan merumuskan struktur.
2.
Struktur Organisasi
Struktur organisasi menurut
wikipedia adalah
bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
Sebagian organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi.
1. Strategi
Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. tepatnya, struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk menampung dan mendukung perubahan ini. Sebagian besar kerangka strategi dewasa ini terfokus pada tiga dimensi -inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi- dan pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan
diperkenalkannya produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah
strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari
pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan
harga. Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke
produk-produk atau pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.
2. Ukuran organisasi
Terdapat banyak bukti yang mendukung ide
bahwa ukuran sebuah organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya. Sebagai contoh, organisasi-organisasi
besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak
spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan
ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier. Alih-alih, ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun.
Dampak ukuran menjadi kurang penting saat organisasi meluas.
3. Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi
mengubah input menjadi output. Setiap
organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber dayafinansial,
SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
4. Lingkungan
Lingkungan sebuah organisasi terbentuk dari
lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar organisasi yang berpotensi
memengaruhi kinerja organisasi. Kekuatan-kekuatan ini biasanya meliputi
pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah, kelompok-kelompok
tekanan publik, dan sebagainya.
Struktur organisasi
dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu berubah. Beberapa organisasi menghadapi
lingkungan yang relatif statis -tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang
berubah. Misalnya, tidak muncul
pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau
tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin
memengaruhi organisasi.
Organisasi-organisasi
lain menghadapi lingkungan yang sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah
dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan dalam
mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus berubah terhadap
produk, dan semacamnya. Secara signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih
sedikit ketidakpastian bagi para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah sebuah
ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi
ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.
Unsur-unsur struktur organisasi
terdiri dari :
1.Spesialisasi kegiatan
2.Koordinasi kegiatan
3.Standarisasi kegiatan
4. Sentralisasi dan desentralisasi
pembuatan keputusan
5. Ukuran satuan kerja
3. Pembagian
kerja
Pembagian kerja disebut juga (Division of work), Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike.
Dengan adanya prinsip orang yang tepat
ditempat yang tepat (the right man in the right place) akan memberikan
jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan efesiensi kerja. Pembagian
kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan kerja. kecerobohan dalam
pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan mungkin menimbulkan kegagalan
dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu, seorang manajer yang
berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai prinsip utama yang akan
menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
Berikut ini ada beberapa dasar
yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian kerja. Pedoman-pedoman
tersebut adalah:
1.
Pembagian
kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat atau
wilayah kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
2.
Pembagian
kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen suatu
kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya.
3.
Pembagian
kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan secara
individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan sebagainya.
4.
Pembagian
kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian
gudang, bagian pengiriman dan lainnya.
5.
Pembagian
kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari hal tersebut diatas maka
akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di dalam suatu organisasi, yakni:
a.
Jumlah unit
organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi tersebut.
b.
Suatu unit
organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang lainnya.
c.
Pembentukan
unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi
untuk menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.
d.
Secara garis
besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut.
4.
Bagan Organisasi Formal
Struktur organisasi terlalu kompleks untuk disajikan
secara verbal. Manajer perlu menggambarkan bagan organisasi untuk menunjukkan
struktur organisasi.bagan organisasi memperlihatkan susunan fungsi-fungsi
,departemen-departemen,atau posisi – posisi organisasi dan menunjukkan
bagaimana hubungan diantaranya.satuan-satuan organisasi yang terpisah biasanya
digambarkan dalam kotak-kotak, dimana dihubungkan satu dengan yang lain dengan
garis yang menunjukkan rantai perintah dan jalur komunikasi formal..
Bagan organisasi menggambarkanlima aspek utama suatu
struktur organiksasi yang
secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pembagian kerja.Setiap kotak
menunjukkan individu atau satuan organisasi mana yang bertanggung jawab untuk
kegiatan organisasi tertentu dan tingkat spesialisasi yang digunakan
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah menunjukkan
hubungan wewenang-tanggung jawab yangf menghubungkan atasan dan bawahan dalam
keseluruhan organisasi. aliran dimulai dari jenjang organisasi yang tertinggi
sampai karyawan rendah dalam organisasi,seperti terlihat pada gambar 8.1. Oleh
karena itu, setiap anggota organisasi mempunyai suatu kaitan dengan manajer
puncak organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah harus jelas,dimana
setiap karyawan menerima tugas dan pelimpahan wewenang hanya dari seorang
manajer dan melaporkan pertanggungjawaban juga hanya kepada seorang manajer.
3. Tipe pekerjaan Label dan deskripsi pada tiap kotak menunjukkan
pekerjaanorganisasional atau bidang tanggung jawab yang berbeda.
4. Tingkatan manajemen.Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan
bawahan tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
Salah satu
keuntungannya adalah bahwa karyawan dan lain-lain diberi gambaran bagaimana
organisasi disusun. Kelemahan utama bagan adalah masih banyak hal-hal yang
tidak jelas atau tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai contoh, tidak menunjukan
seberapa besar tingkat wewenang dan tanggung jawab setiap tingkatan manajerial
5. Departementalisasi
Departementalisasi adalah upaya mengelompokan
aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas-aktivitas dan hubungan yang serupa dan
logis dapat diselenggarakan secara serempak. Pertimbangan manajerial yang
penting dalam pembentukan departemen adalah dalam menentukan dasar-dasar
pengelompokan pekerjaan atau Pengertian
Adalah pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang
disebut departemen atau pusat biaya (cost center) yang dibebani dengan biaya
overhead pabrik.
Dalam departementalisasi biaya overhead pabrik, tarif
biaya overhead dihitung untuk setiap departemen produksi dengan dasar
pembebanan yang mungkin berbeda diantara departemen-departemen produksi yang
ada. Oleh karena itu departementalisasi biaya overhead pabrik memerlukan
pembagian perusahaan ke dalam departemen-departemen untuk memudahkan
pengumpulan biaya overhead pabrik yang terjadi. Departemen-departemen
inilah yang merupakan pusat-pusat biaya yang merupakan tempat ditandingkannya
biaya dengan prestasi yang dihasilkan oleh departemen tersebut.
Departementalisasi fungsional
Departentalisasi
fungsional mengelompokkan fungsi – fungsi yang sama atau kegiatan – kegiatan
sejenis untuk membentuk suatu satuan organisasi.
Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
Organisasi fungsional ini barangkali merupakan bentuk yang paling umum dan bentuk dasar departementalisasi.
Kebaikan utama
pendekatan fungsional adalah bahwa pendekatan ini menjaga kekuasaan dan
kedudukan fungsi- funsi utama, menciptakan efisiensi melalui spesialisasi,
memusatkan keahlian organisasi dan memungkinkan pegawai manajemen kepuncak
lebih ketat terhadap fungsi-fungsi.
pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan.
pendekatan fungsional mempunyai berbagi kelemahan.
Struktur fungsional
dapat menciptakan konflik antar fungsi-fungsi, menyebabkan kemacetan-kemacetan
pelaksanaan tugas yang berurutan pada kepentingan tugas-tugasnya, dan
menyebabkan para anggota berpandangan lebih sempit serta kurang inofatif.
Departementalisasi
Divisional
Banyak perusahaan besar, dengan banyak jenis produk,
diorganisasikan menurut struktur organisasi divisional. Bila departementalisasi
perusahaan menjadi terlalu kompleks dan tidak praktis bagi struktur fungsional,
manajer perlu membentuk divisi- divisi semi otonomi, dimana setiap divisi
merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
Tidak seperti departemen fungsional, suatu divisi menyerupai
perusahaan yang terpisah.kepala divisi terutama memusatkan perhatiannya
bersaing dengan satuan-satuan lainnya dalam perusahaan yang sama. Tetapi suatu
divisi bukan merupakan satuan bebas seperti halnya perusahaan terpisah. Dalam
hal ini, seorang manajer divisi tidak dapat membuat keputusan-keputusan sebebas
pemilik perusahaan terpisah, karena dia masih harus melaporkan kegiatannya
kepada direktur pusat. Sebagai pedoman umum, wewenang kepala divisi terbatas
bila keputusan-keputusannya akan mempengaruhi kegiatan-kegiatan divisi-divisi
lain.
Kebaikan struktur divisional :
Organisasi atas dasar
divisi mempunyai beberapa kebaikan. Karena semua kegiatan, ketrampilan dan
keahlian yang diperlukan untuk memproduksi dan memasarkan produk dikelompokkan
menjadi satu dibawah seorang kepala,keseluruhan pekerjaan dapat lebih mudah
dikoordinasikan dan prestasi kerja yang tinggi dipelihara. Disamping itu, baik
kualitas dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat, karena keputusan-
keputusan yang dibuat pada tingkat divisi dekat dengan kancah kegiatan.
Kelemahan struktur divisional:
Bagaimanapun juga
stuktur divisional mempunyai berbagai kelemahan. Kepentingan divisi mungkin
ditempatkan di atas tujuan dan kebutuhan organisasi keseluruhan. Setiap divisi
mempunyai para anggota staf dan spesialis sendiri, sehingga akan meningkatkan
biaya administrasi dan terjadi duplikasi ketrampilan.
Departementalisasi sendiri dibagi atas beberapa macam yaitu :
Departementalisasi berdasarkan produk
Maksudnya perusahaan
akan mengelompokan departemen sesuai dengan kelompok produk yang dihasilkan
misalkannya pembagian departeman barang untuk mengurusi produksi produk berupa
barang dan departemen jasa untuk menangani produk yang berupa jasa..
Departementalisasi berdasarkan geografis
Maksudnya pembagian departeman berdasarkan lokasi penjualan produk misalnya departemen yang mengawasi di jawa dan Bali, di Kalimantan maupun di Sumatara.
Maksudnya pembagian departeman berdasarkan lokasi penjualan produk misalnya departemen yang mengawasi di jawa dan Bali, di Kalimantan maupun di Sumatara.
Departementalisasi berdasarkan pelanggan
Maksudnya perusahaan akan melakukan pembagian penjualan produk ke pelanggan,biasanya ada yang bagian produk laki-laki ataupun perempuan atau tua dan muda. Contohnya adalah pembagian penjualan produk Rexona ada pembagian untuk produk remaja, laki-laki , perempuan ataupun yang xtra berkeringat. Dengan dilakukannya pembagian ini penjualan akan lebih tepat sasaran dan efisien.
Maksudnya perusahaan akan melakukan pembagian penjualan produk ke pelanggan,biasanya ada yang bagian produk laki-laki ataupun perempuan atau tua dan muda. Contohnya adalah pembagian penjualan produk Rexona ada pembagian untuk produk remaja, laki-laki , perempuan ataupun yang xtra berkeringat. Dengan dilakukannya pembagian ini penjualan akan lebih tepat sasaran dan efisien.
Organisasi Proyek dan Matriks
Bentuk organisasi proyek dan
matriks adalah tipe departementalisasi campuran(hybrid design). Struktur proyek
dan matriks bermaksud untuk mengkombinasikankebaikan-kebaikan kedua tipe disain
fungsional dan divisional dengan menghindarkankekurangan-kekurangannya.
Struktur organisasi proyek
Departementalisasi proyek
menyangkut pembentukan tim-tim, spesialis, yangdiperlukan untuk mencapai tujuan
khusus. Dimana seorang manajer proyek mempunyaiwewenang memimpin para anggota
tim selama jangka waktu proyek. Bila proyek telahdiselesaikan, tim dibubarkan,
dan para anggota tim kembali ke departemen-departemenfungsional asalnya, sampai
ada proyek baru.
Struktur organisasi matriks
Departementalisasi matriks adalah
sama dengan departementalisasi proyek. Dalamstruktur matriks, para karyawan
mempunyai dua atasan-sehingga mereka berada dibawahdua wewenang.
Kebaikan organisasi proyek dan matriks adalah sebagai
berikut :
1.
Memaksimumkan efesiensi pengguna meanajer-manajer
fungsional.
2.
Mengembangkan keterampilan pegawai.
3.
Memotivasi karyawan tentang pandangan manajemen
menengah terhadap masalah-masalah strategik perusahaan.
4.
Memberikan fleksibilitas dan mengembangkan kreativitas.
5.
Menstimulasi kerjasama antar di siplin.
6.
Membebaskan manajemen puncak untuk perencanaan.
Kelemahan organisasi proyek dan
matriks adalah :
1.
Pertanggung jawaban ganda.
2.
Memerlukan koordinasi horizontal dan vertikal.
3.
Memerlukan lebih banyak keterampilan.
4.
Mendorong pertentangan kekuasaan dan perdebatan.
5.
Sangat mahal untuk di implementasikan.
6. Kelompok
– Kelompok Kerja Formal Organisasi.
Organisasi
mempunyai beberapa tipe utama kelompok kerja formal,yaitu:
1. Kesatuan tugas khusus (special task forces) : Kesatuan tugas khusus atau tim, dibentuk untuk menangani suatu masalah atau tugas khusus. Kesatuan ini keberadaannya hanya sampai tugas diselesaikan atau masalah terpecahkan.
1. Kesatuan tugas khusus (special task forces) : Kesatuan tugas khusus atau tim, dibentuk untuk menangani suatu masalah atau tugas khusus. Kesatuan ini keberadaannya hanya sampai tugas diselesaikan atau masalah terpecahkan.
Kesatuan
tugas biasanya dibentuk untuk menangani masalah - masalah dan tugas –tugas yang
kompleks dan melibatkan beberapa satuan kerja organisasi yang meliputi para
wakil dari suatu organisasi, ditambah para ahli yang secara teknis diperlukan
untuk menangani masalah atau tugas.
2. Panitia : Panitia tetap (standing committess ) dan panitia Ad hoc. Panitia tetap ( dikenal sebagai panitia sruktural ) adalah bagian tetap dari struktur suatu organisasi yang dibentuk untuk menangani tugas yang terus-menerus ada dalam organisasi seperti panitia anggaran, panitia pengembangan, produk baru, panitia pembelian, dsb.
2. Panitia : Panitia tetap (standing committess ) dan panitia Ad hoc. Panitia tetap ( dikenal sebagai panitia sruktural ) adalah bagian tetap dari struktur suatu organisasi yang dibentuk untuk menangani tugas yang terus-menerus ada dalam organisasi seperti panitia anggaran, panitia pengembangan, produk baru, panitia pembelian, dsb.
Panitia
ini biasanya membuat rekomendasi formal kepada menejer tingkat atas atau
mempunyai wewenang untuk membuat keputusan sendiri bagi suatu kegiatan
organisasi yang terbatas.
Panitia
Ad Hoc mempunyai fungsi yang serupa dengan panitia tetap, hanya tidak bersifat
tetap. Tujuan dibentuknya panitia manajemen adalah untuk mengkoordinasikan dan
mempertukarkan informasi, memberi saran manajemen, puncak atau bahkan membuat
keputusan sendiri.
Kegunaan Panitia
Bila
beberapa orang dengan latar belakang dan pengalaman berbeda digabung bersama,
berarti ada sejumlah pengetahuan yang lebih besar dan biasanya yang banyak
pendekatan yang akan diidentifikasikan dan pemecahan masalah dibanding bila
ditangani seseorang. Berbagai kegunaan yang ditimbulkan panitia adalah :
1. Keputusan
dengan kualitas yang lebih baik
2. Meningkatan penerimaan
3. Memperbaiki koordinasi
4. Tempat latihan bagi manejer
5. Penyebaran kekuasaan
6. Menghindarkan konsekuensi
yang tidak menyenangkan
Kerugian Panitia
Adapun kerugian-kerugian yang dapat ditimbulkan panitia adalah :
1. Pemborosan waktu dan uang
2. Dominasi individu
3. Adanya
persetujuan dan kompromi terlebih dahulu
4. Kurangnya tanggung jawab
7.
Organisasi Informal
Salah satu bagian penting organisasi
adalah pengelompokkan informal dan hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih
berpengaruh dibanding dengan hubungan formal seperti yang ditunjukkan bagan
organisasi.
Argiyris mengemukakan empat bidang utama
dimana bidang organisasi formal dan informal berbeda :
1.
Hubungan-hubungan
antar pribadi. Hubungan-hubungan antar pribadi
didalam organisasi formal digambarkan jelas, sedangkan dalam organisasi
informal tergantung pada kebutuhan-kebutuhan mereka.
2.
Kepemimpinan. Para pemimpin dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan
dipilih dalam informal.
3.
Pengendalian
perilaku. Organisasi formal mengendalikan
perilaku karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedangkan kelompok informal
mengendalikan para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
4.
Ketergantungan. Karena kapasitas pemimpin formal terletak pada penghargaan dan hukuman,
bawahan-bawahan lebih tergantung dari pada para anggota suatu kelompok
informal.
Walaupun ada perbedaan tersebut adalah suatu kesalahan bila menganggap
kelompok formal dan informal sebagai dua kesatuan organisasi yang terpisah.
Keduanya hidup bersama dan tidak dapat dipisahkan setiap organisasi formal
selalu mempunyai organisasi informal dan setiap organisasi informal brkembang
dalam berbagai tinkatan formal.
Fungsi - fungsi yang dilaksanakan kelompok informal sebagai
berikut :
1. Menetapkan, memperkuatkan dan
meneruskan norma-norma dan nilai sosial budaya penting para anggota kelompok.
2. Memberikan dukungan terhadap
tujuan organisasi dan bantuan terhadap tugas manajer.
3. Menstimulasi komunikasi efektif
dan dinamik sebagai alat komunikasi tambahan
4. Memberikan kepuasan dan status sosial kepada anggota yang tidak
dapat diberikan organisasi formal.
Masalah yang diciptakan. Kelompok informal
ini walaupun tidak ditetapkan secara formal oleh organisasi, dapat ditimbulkan
berbagai masaalah bagi manejer. Masalah tersebut antara lain adalah bahwa
kelompok informal menciptakan koflik, mendorong penolakan terhadap perubahan,
menghidupkan dan menyebarkan desas-desus, dan mengembangkan keseragaman
diantara anggota termasuk pembatasan pelaksanaan kegiatan.
Sikap manajemen terhadap organisasi informal. Kelompok informal tidak dapat
dihindarkan kehadirannya, dan manajemen akan melakukan tindakan sia-sia
dan bila mencoba menetang dan menghapuskannya hal ini akan menimbulkan konflik
terus- menerus. Sikap manajemen yang baik adalah memahami, mencari penyesuaian,
dengan melakukan kerja sama yang saling menguntungkan kelompok informal.
Manajemen organisasi formal lebih memusatkan perhatian untuk memelihara
kesatuan untuk pencapaian tujuan organisasi, dan organisasi informal memberikan
kepaduan, kerjasama dan kepuasan sosial bagi para anggota organisasi.
BAB III
Kesimpulan
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk
merancang anggota struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi
tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien dengan sumber daya yang dimiliki dan
lingkungan yang melingkupinya baik intern maupun ekstern.
Ada beberapa syarat utama pengorganisasian, yaitu:
1. Adanya
sekelompok orang yang bekerja bersama;
2. Adanya
tujuan-tujuan berganda yang hendak dicapai;
3. Adanya pekerjaan
yang akan dikerjakan;
4. Adanya
penetapan dan pengelompokan pekerjaan;
5. Adanya wewenang
dan tanggungjawab.
6. Adanya
pendelegasian wewenang;
7. Adanya
hubungan (relationship) antara satu sama lain anggota;
8. Adanya
penempatan orang-orang yang akan melakukan pekerjaan;
9. Adanya
tatatertib yang harus ditaat.
Struktur organisasi adalah mekanime-mekanisme formal
dengan nama organisasi yang dikelola Struktur organisasi menunjukkan kerangka
dan susunan perwujudan pola tetap diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun
orang yang menjalankan tugas dan wewenang dalam organisasi tersebut.
Struktur organisasi terdapat dua aspek utama yaitu
departementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi dibagi atas
Departementalisasi Fungsional dan Departementalisasi Divisional.
1.
Penerapan sistem struktur organisasi suatu perusahan
tertentu tidak harus menganut satu pola/ tipe struktur organisasi teoritis yang
ada.
2.
Sistem struktur organisasi yang digunakan oleh suatu
perusahaan tertentu bisa merupakan gabungan dan beberapa pola/ tipe struktur
organisasi teoritis yang ada.
3.
Antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya
bisa memiliki sistem struktur organisasi yang berbeda. Hal ini
tergantug dari kondisi dan tujuan perusahaan tersebut.
Saran
Demikian
makalah ini kami susun dengan masih banyak kekurangan di berbagai aspek dan
isi. Penulis ucapkan beribu maaf dan mohon masukannya dari para teman-teman
pembaca. Dan tak lupa penulis ucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR
PUSTAKA
Izin save ya pak...sehat dan sukses selalu
BalasHapus