BAB I
1.1 Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan
dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan
rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan
anggarannya. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan
menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus
menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses - proses
perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai
bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di
dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam
jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di
masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena
fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu
fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur
yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini
berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang
sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian
memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan
perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan
adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan
tak akan dapat berjalan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa
pengertian dari Proses Perencanaan
2. Apa
alasan – alasan perlunya perencanaan
3. Apakah
hubungan antara perencanaan dengan fungsi – fungsi manajemen lainnya
4. Sebutkan
tipe – tipe perencanaan dan rencananya
5. Kenapa
faktor waktu berpengaruh terhadap perencanaan
6. Apa
itu perencanaan strategik
7. Apa
saja hambatan – hambatan dalam proses perencanaan
8. Bagaimana
cara agar perencanaan dapat dibuat efektif
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan masalah
yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui
apa itu pengertian perencanaan
2. Alasan
– alasan perlunya perencanaan
3. Hubungan
fungsi perencanaan dengan fungsi – fungsi manajemen lainnya
4. Tipe
– tipe rencana
5. Proses
perencanaan strategik
6. Hambatan
– hambatan proses perencanaan
7. Dan
cara bagaimana perencanaan dapat dibuat lebih efektif
BAB II
ISI
2.1 Pengertian
Perencanaan
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu,
dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud
perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan
dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan,
kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal.
Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan
bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana
tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu.
Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap
anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat
untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus
dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur
perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang
disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang
harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga
dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan,
kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana
cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan
sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1.
Pemakaian kata-kata
yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga
penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2.
Fleksibel, suatu
rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada
perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan
peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu
walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3.
Stabilitas, tidak
perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya
setiap harus ada dalam pertimbangan.
4.
Ada dalam perimbangan
berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan
organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5.
Meliputi seluruh
tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam
organisasi.
Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan
keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan
kegiatan untuk memecahkan masalah tertentu. Keputusan – keputusan harus dibuat
pada berbagai tahap dalam proses perencanaan.
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya “Manajemen” ada empat tahap dasar perencanaan yaitu :
1.
Menetapkan
tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan – keputusan
tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan
tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya – sumber dayanya
secara efektif.
2.
Merumuskan
keadaan saat ini. Pemahamaan akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang
hendak dicapai atau sumber daya – sumber daya yang tersedia untuk pencapaian
tujuan, adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang
akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat
dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini
memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang didapatkan
melalui komunikasi dalam organisasi.
3.
Mengidentifikasi
segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan
dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor – faktor lingkungan
intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang
mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,
masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang
adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
4.
Mengembangkan
rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam
proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk
pencapaian tujuan, penilaian alternatif – alternatif tersebut dan pemilihan
alternatif terbaik (paling memuaskan) di antara berbagai berbagai alternatif
yang ada.
2.2
Alasan – Alasan Perlunya Perencanaan
Para perencana tidak akan dapat
mengendalikan waktu yang akan datang, tetapi mereka seharusnya berusaha untuk
mengidentifikasikan dan menghindarkan kegiatan-kegiatan sekarang dan
hasil-hasilnya yang dapat diperkirakan akan mempengaruhi waktu yang akan
datang. Salah satu maksud utama perencanaan adalah melihat bahwa
program-program dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk
meningkatkan kemungkianan perncapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang
yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik.
Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis,
berkesinambungan dan kreatuf agar manajemen tidak hanya akan bereaksi terhadap
lingkungannya tetapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan
dilakukan untuk mencapai:
1.
protective
benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pembuatan keputusan
2.
positive
benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Manfaat perencanaan :
1.
membantu
manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan.
2.
membantu dalam
kritalisasi persesuaian pada masalah – masalah utama.
3.
memungkinkan
manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
4.
membantu
penempatan tanggung jawab lebih tepat.
5.
Memberikan cara
pemberian perintah untuk beroperasi.
6.
Memudahkan dalam
melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi.
7.
Membuat tujuan
lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
8.
Meminimumkan
pekerjaan yang tidak pasti.
9.
Menghemat waktu,
usaha, dan dana.
Kelemahan perencanaan :
1.
Pekerjaan yang
tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2.
Perencanaan
cenderung menunda kegiatan
3.
Perencanaan
mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4.
Kadang – kadang
hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan
penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5.
Ada rencana –
rencana yang diikuti cara – cara yang tidak konsisten.
2.3 Hubungan perencanaan dengan fungsi – fungsi
manajemen lainnya
Dalam banyak hal, perencanaan adalah fungsi yang
paling dasar dan “meresap” ke seluruh fungsi – fungsi manajemen lainnya. Fungsi
perencanaan dan fungsi – fungsi serta kegiatan – kegiatan manajerial lainnya
adalah saling berhubungan, saling tergantung, dan berinteraksi seperti yang
ditunjukan gambar di bawah ini :
![]() |
Fungsi
perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah
saling berhubungan, saling tergantungdan berinteraksi.
1.
Pengorganisasian dan penyusunan personalia
Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja
bersama sumber daya-sumber daya keuangan, phisik dan manusia dalam organisasi.
Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-sumber daya tersebut
untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
2.
Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan.
Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor,
kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di
perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
3.
Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat
erat, sehingga sering d sebut sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan
adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan
bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan
setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara
positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
2.4 Tipe
– tipe Perencanaan dan Rencana
Tipe-Tipe
Perencanaan
Pengklasifikasian
perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli. Apapun bentuk pengklasifikasian
itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu jenis perencanaan
lainya.beberapa tipe-tipe perencanaan yang dimaksud adalah :
Perencanaan
berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Rencana strategic adalah rencana yang diterapakan pada
organisasi secara keseluruhan dan mnetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi.
Rencana strategis dapat dipandang sebagai rencana secara umum yang
menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah yang
diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
- Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional tertentu dari sebuah organisasi.
Perencanaan
berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu:
1.
Rencana jangka panjang adalah rencna yang mempunyai
jangka waktu lebih dari 3 tahun.
- Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun.
Perencanaan
berdasarkan spesifisitas terdari dari dua yaitu:
1.
Rencana spesific adalah rencana yang didefinisikan
secara jelas dan tidak memberikan ruang bagi interpretasi.
- Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan fokus tetapi tidak membatasi manajer pada tujuan spesifikasi atau serangkaian tindakan.
Perencanaan
berdasarkan frekuensi penggunaan , dibagi menjadi dua yaitu:
1.
Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang
secara spesific didisain untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik.
- Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan untuk aktivitas yang dilakukan.
![]() |
Gambar : Hierarki Rencana Organisasi
2.5 Faktor
Waktu dan Perencanaan.
Tingkatan
manajer yaitu manajer puncak, manajer menengah dan manajer lini pertama.
Tingkatan manajer tersebut membawa konsekuensi wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda untuk masing-masing tingkatan manajer termasuk wewenang dalam menyusun
perencanaan.
Manajer puncak menyusun rencana jangka panjang
sering disebut Perencanaan Strategis (strategie planning)
manajer menengah menyusun rencana jangka menengah, dan manajer lini pertama
menyusun rencana jangka pendek.
Perencanaan yang dilakukan oleh manajer bawah
sering disebut denganperencanaan operasional (Operation Planning).

2.6
Perencanaan Strategis.
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis merupakan
proses perencanaan jangka panjang yang disusun dan digunakan untuk mensyaratkan
dan mencapai tujuan-tujuan keseluruhana organisasi. Meliputi perencanaan untuk
menentukan maksud dan misi organisasi dan strategi pengalokasian sumber daya
yang dimilikinya.
Dengan
disusunnya perencanaan strategis akan memberikan arah atau kerangka dasar
bentuk perencanaan yang lain yang dikenal perencanaan organisasi, sehingga
bentuk perencanaan yang disusun kemudian tersebut akan sinkron dan tidak saing
overlap satu sama lain karena semua mendasarkan perencanaan strategis dengan
memperhatikan jangkauan pencapaian tujuan-tujuan jangka panjang.
Perencanaan
strategis semakin penting dengan semakin berkembangnya organisasi, hal ini
antara lain disebabkan luasnya dan beratnya tugas manajer sehingga seorang
manajer tidak mungkin selamanya akan memberikan arahan strategis dengan lisan
secara terus menerus, disamping juga semakin kompleknya lingkungan eksternal.
Semua itu memerlukan kajian dan analisa untuk merumuskan rencana jangka panjang
yanag mampu untuk menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam memecahkan masalah
yang akan dihadapi organisasi.
Apabila
perencanaan strategi dibandingkan dengan perencanaan operasional dapat
diperlihatkan sebagai berikut :
Perencanaan
Operasional
|
Perencanaan Strategik
|
|
Pusat bahasan
|
Masalah –
masalah pengoperasian
|
Kelangsungan dan pengem-bangan
jangka panjang
|
Sasaran
|
Laba
sekarang
|
Laba di waktu yang akan datang
|
Batasan
|
Lingkungan
sumber daya sekarang
|
Lingkungan sumber daya waktu yang
akan datang
|
Hasil yang di-peroleh
|
Efisiensi
dan stabilitas
|
Pengembangan potensi mendatang
|
Informasi
|
Dunia
bisnis sekarang
|
Kesempatan di waktu yang akan
datang
|
Organisasi Kepemimpinan
|
Birokrasi/stabil
Konservatif
|
Kewiraswastaan/fleksibel
mengilhami perubahan radikal
|
Pemecahan masalah
|
Berdasarkan
pengalaman masa lalu
|
Anitisipasi, menemukan pendekatan
– pendekatan baru
|
Risiko
rendah
|
Risiko tinggi
|
Proses
Perencanaan Strategik
Pendekatan perencanaan strategik
(atau dapat disebut “manajemen strategik”) merupakan penetapan serangkaian
keputusan dan kegiatan dalam perumusan dan implementasi strategi – strategi yang
dirancang untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi. Proses penyusunannya
meliputi tidak kurang dari 9 langkah. Secara ringkas langkah – langkah proses
penyusunan strategik dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Penentuan
misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan – pernyataan umum tentang misi,
falsafah maksud, dan tujuan organisasi. Perumusan misi dan tujuan merupakan
tanggung jawab kunci bagi manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai
– nilai yang dibawakan manajer. Nilai – nilai ini dapat mencakup masalah –
masalah sosial dan etika, atau masalah – masalah umum seperti luas perusahaan,
macam produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.
2. Pengembangan
profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan.
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi tujuan – tujuan dan strategi –
strategi yang ada sekarang (existing). Suatu profil perusahaan adalah hasil
analisa internal perusahaan untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi
sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya – sumber daya yang
tersedia. Profil perusahaan menunjukan kesuksesan perusahaan di waktu yang lalu
dan kemampuannya untuk pelaksanaan
kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di waktu yang
akan datang.
3. Analisa
lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasikan cara – cara dalam
mana perubahan – perubahan lingkungan ekonomi, teknologi, sosial/budaya, dan
politik dapat secara tidak langsung mempengaruhi organisasi. Di samping itu
perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, yang terdiri dari para
penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja, dan lembaga –
lembaga keuangan, di mana kekuatan – kekuatan ini akan mempengaruhi secara
langsung operasi perusahaan.
Kunci
keberhasilan analisa lingkungan bagi perumusan strategi terletak pada kemampuan
manajemen untuk mendeteksi perubahan – perubahan lingkungan eksternal beserta
dampaknya. Hal ini akan memungkinkan manajemen mempunyai kedudukaan yang lebih
baik dalam menghadapi berbagai masalah serta kesempatan pertumbuhan yang
diciptakan lingkungan. Analisa lingkungan juga memungkinkan organisasi
mengantisipasi dan mempengaruhi kegiatan dalam lingkungan tugasnya, terutama
untuk memberikan antisipasi strategik sebagai reaksi terhadap berbagai kekuatan
lingkungan. Analisa lingkungan juga memungkinkan organisasi mengantisipasi dan
mempengaruhi kegiatan dalam lingkungan tugasnya, terutama untuk memberikan
antisipasi strategis sebagai reaksi terhadap berbagai kekuatan lingkungan.
|



















|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|||
![]() |
|||
4. Analisa
internal perusahaan – kekuatan dan kelemahan organisasi. Analisa ini dilakukan
dengan memperbandingkan profil perusahaan dan lingkungan eksternal
Gambar
: berikut ini menunjukan proses analisa internal perusahaan
Identifikasi faktor – faktor internal
strategik
|
Evaluasi faktor – faktor strategik perusahaan
tersebut.
|
Kekuatan dan kelemahan perusahaan,
sebagai dasar perusahaan strategi.
|
Pemasaran keuangan pro-duksi/operasi
personalia organisasi
|
Perbandingan relatip terha-dap norma –
norma dan kecenderungan industri serta para pesaing.
|
Konsensus dalam perusa- haan mengenai
kekuatan – kekuatan pokok dan kelemahan – kelemahan te- oritis relatip
sekarang dan diwaktu yang akan datang (projected) terhadap kon-disi industri
|
Ditentukan atas dasar : pen-capaian /
prestasi periode – periode yang lalu
|
Perbandingan historis Ana-lisa rasio
dan teknik – tek-nik kuantitatif lainnya.
|
|
Kaitannya dengan kondisi sekarang
|
Kebijakan normatif
|
|
Karakteristik dan kecende-rungan
industri.
|
Tujuan
proses analisa internal di atas adalah untuk mengidentifikasikan kekuatan –
kekuatan dan kelemahan strategis yang penting bagi perumusan strategis
perusahaan. Secara konsepsual, tujuan ini dapat dicapai melalui identifikasi
faktor – faktor internal strategis (sebagai contoh, saluran distribusi, lokasi,
teknologi, dan struktur organisasi) dan penilaian faktor – faktor tersebut.
Dengan memahamai kekuatan dan kelemahan persaingan (atau sering disebut posisi
persaingan), perumusan strategi organisasi diharapkan akan lebih “tepat”.
5. Identifikasi
ancaman dan kesempatan strategis. Identifikasi tujuan dan strategi, analisa
lingkungan, serta analisa kekuatan dan kelemahan organisasi dipadukan dalam
langkah ke lima : penentuan berbagai kesempatan yang tersedia bagi organisasi
dan ancaman – ancaman yang harus dihadapinya. Berbagai kesempatan dan ancaman
ini dapat ditimbulkan banyak faktor, antara lain perkembangan teknologi,
perubahan kondisi pasar, perubahan politik, atau perilaku konsumen/langganan.
6. Pembuatan
keputusan strategis. Langkah selanjutnya yaitu identifikasi, penilaian dan
pemilihan berbagai alternatif strategis. Proses ini disebut proses pembuatan
keputusan strategis.
7. Pengembangan
strategi perusahaan. Setelah tujuan jangka panjang dan strategi dipilih dan
ditetapkan, organisasi perlu menjabarkannya ke dalam sasaran – sasaran jangka
pendek (tahunan) dan strategi – strategi operasional. Tujuan dan strategi umum
diterjemahkan dan diperinci menjadi berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik
(rencana, program dan anggaran) operasional pada masing – masing bidang
fungsional organisasi.
8. Implementasi
strategi, yang menyangkut kegiatan manajemen untuk mengoperasikan strategi.
Implementasi berarti peletakan strategi menjadi kegiatan. Implementasi
melibatkan penugasan tanggung jawab atas sukses semua atau sebagian strategi
kepada karyawan yang sesuai, diikuti dengan alokasi sumber daya – sumber daya
yang dibutuhkan.
9. Peninjauan
kembali dan evaluasi. Proses ini sering disebut “strategic control”. Setelah
strategi diimplementasikan, manajer perlu senantiasa memonitor secara periodik,
atau pada tahap – tahap kritis untuk menilai apakah organisasi berjalan kearah
tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
Kebaikan
dan kelemahan perencanaan strategis
Kebaikan
:
1. Para
manajer akan memberikan kepada organisasi tujuan – tujuan yang dirumuskan
secara jelas dan metoda – metoda bagi pencapaian tujuan – tujuan tersebut.
2. Membantu
manajer mengantisipasi masalah – masalah sebelum timbul dan menanganinya
sebelum menjadi lebih berat.
3. Membantu
para manajer dalam pembuatan keputusan.
4. Meminimumkan
kemungkinan kesalahan, karena tujuan dan strategi dirumuskan secara cermat.
Kelemahan
:
1. Dalam
banyak organisasi perencanaan strategi formal memakan waktu bertahun – tahun
agar berfungsi secara lancar.
2. Pemeliharaan
suatu sistim formal melibatkan banyak biaya.
3. Perencanaan
strategi kadang – kadang cenderung membatasi organisasi hanya terhadap pilihan
yang paling rasional dan bebas resiko.
2.7
Hambatan – Hambatan Perencanaan Efektif
Ada
dua jenis hambatan – hambatan pengembangan efektif :
1. Penolakan
internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya.
2. Ada
bukan di dalam tetapi di luar perencana, yaitu keengganan umum para anggota
organisasi untuk menerima perencanaan dan rencana – rencana karena perubahan –
perubahan yang ditimbulkannya.
Ada
sejumlah alasan mengapa banyak manajer ragu – ragu atau gagal menetapkan tujuan
dan membuat rencana bagi organisasi atau kelompok/satuan kerja mereka, yaitu :
1. Kurang
pengetahuan tentang organisasi.
2. Kurang
pengetahuan tentang lingkungan.
3. Ketidakmampuan
meramalkan secara efektif.
4. Kesulitan
perencanaan operasi – operasi yang tidak berulang.
5. Biaya.
6. Takut
gagal.
7. Kurang
percaya diri.
8. Ketidaksediaan
untuk menyingkirkan tujuan – tujuan alternatif.
2.8 Kriteria
Penilaian Efektivitas Rencana.
Beberapa
kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu mencakup
1. Kegunaan, 2. Ketepatan dan obyektivitas, 3. Ruang lingkup, 4. Efektivitas
biaya, 5. Akuntabilitas dan 6. Ketepatan waktu.
Gambar
: kriteria penilaian efektivitas suatu rencana

Kegunaan
:
Agar
berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi – fungsinya yang lain, suatu
rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana.
Ketepatan
dan obyektivitas :
Rencana
– rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan
akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila
didasarkan atas informasi yang tepat.
Ruang
lingkup :
Perencanaan
perlu memperhatikan prinsip – prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan
(unity) dan konsistensi.
Efektivitas
biaya :
Efektivitas
biaya perencanaan dalam hal ini adalah menyangkut waktu, usaha dan aliran
emosional. Salah satu pedoman penting dalam perencanaan : jangan lakukan
perencanaan bila hasil – hasil meningkatkan penghasilan atau mengurangi biaya
lebih kecil daripada biaya perencanaan dan implementasinya.
Akuntabilitas
:
Ada
dua aspek akuntabilitas perencanaan 1. Tanggung jawab atas pelaksanaan
perencanaan dan 2. Tanggung jawab atas implementasi rencana. Suatu rencana
harus mencakup keduanya.
Ketepatan
waktu :
Para
perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi
sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk
berbagai perbedaan waktu.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, pada bab ini
penulis mengemukakan beberapa kesimpulan
1.
Kebutuhan akan perencanaan ada di semua tingkatan dan pada
kenyataannya meningkat di mana tingkatan tersebut mempunyai dampak potensial
terbesar terhadap sukses organisasi atau tingkatan manajemen atas.
2.
Perencanaan mempunyai beberapa manfaat seperti : membantu
manajemen untuk menyesuaikan diri dari perubahan lingkungan, membantu dalam
kristalisasi persesuaian pada masalah – masalah utama, membuat tujuan lebih
khusus, terperinci, dan lebih mudah dipahami dll.
3.
Tetapi perencanaan juga mempunyai kelemahan seperti : pekerjaan
yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata,
perencanaan cenderung menunda kegiatan, perencanaan mungkin terlalu membatasi
manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi dll
Dalam perencanaan tergantung pada besarnya
dan tujuan organisasi serta fungsi atau kegiatan khusus manajer, manajer
hendaknya memahami peranan baik perencanaan jangka pendek ataupun perencanaan
jangka panjang dalam kerangka perencanaan keseluruhan.
Daftar Pustaka
1. Manajemen
: T. Hani Handoko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar