Selasa, 24 April 2018

Makalah Manajemen Proses Perencanaan



BAB I
1.1 Latar Belakang
Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setiap kegiatan organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru, program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan (planning)  merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu, perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses - proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen, terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada elemen-elemen tertentu dari proses perencanaan dan proses yang sangat berhubungan dengan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Kemudian memperkenalkan konsep perencanaan dan menyajikan sejumlah pendekatan untuk mengefektifkan perencanaan dari berbagai jenis.
Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari Proses Perencanaan
2.      Apa alasan – alasan perlunya perencanaan
3.      Apakah hubungan antara perencanaan dengan fungsi – fungsi manajemen lainnya
4.      Sebutkan tipe – tipe perencanaan dan rencananya
5.      Kenapa faktor waktu berpengaruh terhadap perencanaan
6.      Apa itu perencanaan strategik
7.      Apa saja hambatan – hambatan dalam proses perencanaan
8.      Bagaimana cara agar perencanaan dapat dibuat efektif

1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
1.      Mengetahui apa itu pengertian perencanaan
2.      Alasan – alasan perlunya perencanaan
3.      Hubungan fungsi perencanaan dengan fungsi – fungsi manajemen lainnya
4.      Tipe – tipe rencana
5.      Proses perencanaan strategik
6.      Hambatan – hambatan proses perencanaan
7.      Dan cara bagaimana perencanaan dapat dibuat lebih efektif

BAB II
ISI
2.1 Pengertian Perencanaan
Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.

Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1.      Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2.      Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3.      Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4.      Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5.      Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
Salah satu aspek penting perencanaan adalah pembuatan keputusan (decision making), proses pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk memecahkan masalah tertentu. Keputusan – keputusan harus dibuat pada berbagai tahap dalam proses perencanaan.
Menurut T. Hani Handoko dalam bukunya “Manajemen”  ada empat tahap dasar perencanaan yaitu :
1.      Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan – keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja. Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya – sumber dayanya secara efektif.
2.      Merumuskan keadaan saat ini. Pemahamaan akan posisi perusahaan sekarang dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya – sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan, adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang didapatkan melalui komunikasi dalam organisasi.
3.      Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor – faktor lingkungan intern dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya, atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walaupun sulit dilakukan, antisipasi keadaan, masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalah bagian esensi dari proses perencanaan.
4.      Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif – alternatif tersebut dan pemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) di antara berbagai berbagai alternatif yang ada.

2.2 Alasan – Alasan Perlunya Perencanaan
Para perencana tidak akan dapat mengendalikan waktu yang akan datang, tetapi mereka seharusnya berusaha untuk mengidentifikasikan dan menghindarkan kegiatan-kegiatan sekarang dan hasil-hasilnya yang dapat diperkirakan akan mempengaruhi waktu yang akan datang. Salah satu maksud utama perencanaan adalah melihat bahwa program-program dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkianan perncapaian tujuan-tujuan di waktu yang akan datang yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik.
Perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan kreatuf agar manajemen tidak hanya akan bereaksi terhadap lingkungannya tetapi lebih menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.
ada dua alasan dasar perlunya perencanaan. Perencanaan dilakukan untuk mencapai:
1.      protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan
2.      positive benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan organisasi.
Manfaat perencanaan :
1.      membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan lingkungan.
2.      membantu dalam kritalisasi persesuaian pada masalah – masalah utama.
3.      memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
4.      membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.
5.      Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
6.      Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi.
7.      Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
8.      Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
9.      Menghemat waktu, usaha, dan dana.
Kelemahan perencanaan :
1.      Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata
2.      Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3.      Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi
4.      Kadang – kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5.      Ada rencana – rencana yang diikuti cara – cara yang tidak konsisten.

2.3 Hubungan perencanaan dengan fungsi – fungsi manajemen lainnya
Dalam banyak hal, perencanaan adalah fungsi yang paling dasar dan “meresap” ke seluruh fungsi – fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan dan fungsi – fungsi serta kegiatan – kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantung, dan berinteraksi seperti yang ditunjukan gambar di bawah ini :


Oval: pengorganisasian,Oval: Penyusunan Personalia
 






Fungsi perencanaan dan fungsi-fungsi serta kegiatan-kegiatan manajerial lainnya adalah saling berhubungan, saling tergantungdan berinteraksi.
1.      Pengorganisasian dan penyusunan personalia
Pengorganisasian adalah proses pengaturan kerja bersama sumber daya-sumber daya keuangan, phisik dan manusia dalam organisasi. Perencanaan menunjukan cara dan menunjukan sumber daya-sumber daya tersebut untuk mencapai efektivitas paling tinggi.
2.      Pengarahan
Fungsi pengarahan selalu berkaitan dengan perencanaan. Perencanaan menentukan kombinasi yang paling baik dari faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, sumber daya-sumber daya dan hubungan-hubungan yang di perlukan untuk mengarahkan dan memotivasi karyawan.
3.      Pengawasan
Perencanaan dan pengawasan saling berhubungan sangat erat, sehingga sering d sebut sebagai “kembar siam” dalam manajemen. Pengawasan adalah penting sebagai produk perencanaan efektif. Oleh karena itu, pengawasan bertindak sebagai kriteria penilaian pelaksanaan kerja terhadap rencana. Tujuan setiap rencana adalah untuk membantu sumber daya dalam kontribusinya secara positif terhadap pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
2.4    Tipe – tipe Perencanaan dan Rencana
Tipe-Tipe Perencanaan
            Pengklasifikasian perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli. Apapun bentuk pengklasifikasian itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu jenis perencanaan lainya.beberapa tipe-tipe perencanaan yang dimaksud adalah :
Perencanaan berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu:
1.       Rencana strategic adalah rencana yang diterapakan pada organisasi secara keseluruhan dan mnetapkan tujuan keseluruhan oraganisasi. Rencana strategis dapat dipandang sebagai rencana secara umum yang menggambarkan pengalokasian sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan strategis.
  1. Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional tertentu dari sebuah organisasi.
Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu:
1.       Rencana jangka panjang adalah rencna yang mempunyai jangka waktu lebih dari 3 tahun.
  1. Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari 1 tahun.
Perencanaan berdasarkan spesifisitas terdari dari dua yaitu:
1.       Rencana spesific adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak memberikan ruang bagi interpretasi.
  1. Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan fokus tetapi tidak membatasi manajer pada tujuan spesifikasi atau serangkaian tindakan.
Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan , dibagi menjadi dua yaitu:
1.       Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang secara spesific didisain untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik.
  1. Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan untuk aktivitas yang dilakukan.


Description: http://www.ut.ac.id/html/suplemen/isip4111/misi.gif

Gambar : Hierarki Rencana Organisasi


2.5 Faktor Waktu dan Perencanaan.
Tingkatan manajer yaitu manajer puncak, manajer menengah dan manajer lini pertama. Tingkatan manajer tersebut membawa konsekuensi wewenang dan tanggung jawab yang berbeda untuk masing-masing tingkatan manajer termasuk wewenang dalam menyusun perencanaan.
 Manajer puncak menyusun rencana jangka panjang sering disebut Perencanaan Strategis (strategie planning) manajer menengah menyusun rencana jangka menengah, dan manajer lini pertama menyusun rencana jangka pendek.
 Perencanaan yang dilakukan oleh manajer bawah sering disebut denganperencanaan operasional (Operation Planning).
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJzi60XVgDxHJwsPRO72dCHA1c9u9_6Zi4u6eOXTH6L3bgTm9Vn5dxiWAYcfDytpUb719gALdVaVVdl1Brp88SdkJiEkMx3hRg9InPzpbWoY32GLVHw_eUDdElIexPvMYEcyl96CDaGOuM/s320/jangka+waktu+perencanaan+dan+tingkatan+manajemen.jpg
2.6 Perencanaan Strategis.
Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis merupakan proses perencanaan jangka panjang yang disusun dan digunakan untuk mensyaratkan dan mencapai tujuan-tujuan keseluruhana organisasi. Meliputi perencanaan untuk menentukan maksud dan misi organisasi dan strategi pengalokasian sumber daya yang dimilikinya.
Dengan disusunnya perencanaan strategis akan memberikan arah atau kerangka dasar bentuk perencanaan yang lain yang dikenal perencanaan organisasi, sehingga bentuk perencanaan yang disusun kemudian tersebut akan sinkron dan tidak saing overlap satu sama lain karena semua mendasarkan perencanaan strategis dengan memperhatikan jangkauan pencapaian tujuan-tujuan jangka panjang.
Perencanaan strategis semakin penting dengan semakin berkembangnya organisasi, hal ini antara lain disebabkan luasnya dan beratnya tugas manajer sehingga seorang manajer tidak mungkin selamanya akan memberikan arahan strategis dengan lisan secara terus menerus, disamping juga semakin kompleknya lingkungan eksternal. Semua itu memerlukan kajian dan analisa untuk merumuskan rencana jangka panjang yanag mampu untuk menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam memecahkan masalah yang akan dihadapi organisasi.
Apabila perencanaan strategi dibandingkan dengan perencanaan operasional dapat diperlihatkan sebagai berikut :

Perencanaan Operasional
Perencanaan Strategik
Pusat bahasan
Masalah – masalah pengoperasian
Kelangsungan dan pengem-bangan jangka panjang
Sasaran
Laba sekarang
Laba di waktu yang akan datang
Batasan
Lingkungan sumber daya sekarang
Lingkungan sumber daya waktu yang akan datang
Hasil yang di-peroleh
Efisiensi dan stabilitas
Pengembangan potensi mendatang
Informasi
Dunia bisnis sekarang
Kesempatan di waktu yang akan datang
Organisasi Kepemimpinan
Birokrasi/stabil Konservatif
Kewiraswastaan/fleksibel mengilhami perubahan radikal
Pemecahan masalah
Berdasarkan pengalaman masa lalu
Anitisipasi, menemukan pendekatan – pendekatan baru

Risiko rendah
Risiko tinggi

Proses Perencanaan Strategik
            Pendekatan perencanaan strategik (atau dapat disebut “manajemen strategik”) merupakan penetapan serangkaian keputusan dan kegiatan dalam perumusan dan implementasi strategi – strategi yang dirancang untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi. Proses penyusunannya meliputi tidak kurang dari 9 langkah. Secara ringkas langkah – langkah proses penyusunan strategik dapat diuraikan sebagai berikut :
1.      Penentuan misi dan tujuan, yang mencakup pernyataan – pernyataan umum tentang misi, falsafah maksud, dan tujuan organisasi. Perumusan misi dan tujuan merupakan tanggung jawab kunci bagi manajer puncak. Perumusan ini dipengaruhi oleh nilai – nilai yang dibawakan manajer. Nilai – nilai ini dapat mencakup masalah – masalah sosial dan etika, atau masalah – masalah umum seperti luas perusahaan, macam produk atau jasa yang akan diproduksi atau cara pengoperasian perusahaan.
2.      Pengembangan profil perusahaan, yang mencerminkan kondisi internal dan kemampuan perusahaan. Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi tujuan – tujuan dan strategi – strategi yang ada sekarang (existing). Suatu profil perusahaan adalah hasil analisa internal perusahaan untuk mengidentifikasi tujuan dan strategi sekarang, serta memerinci kuantitas dan kualitas sumber daya – sumber daya yang tersedia. Profil perusahaan menunjukan kesuksesan perusahaan di waktu yang lalu dan kemampuannya untuk  pelaksanaan kegiatan sebagai implementasi strategi dalam pencapaian tujuan di waktu yang akan datang.
3.      Analisa lingkungan eksternal, dengan maksud untuk mengidentifikasikan cara – cara dalam mana perubahan – perubahan lingkungan ekonomi, teknologi, sosial/budaya, dan politik dapat secara tidak langsung mempengaruhi organisasi. Di samping itu perusahaan perlu mengidentifikasi lingkungan lebih khusus, yang terdiri dari para penyedia, pasar organisasi, para pesaing, pasar tenaga kerja, dan lembaga – lembaga keuangan, di mana kekuatan – kekuatan ini akan mempengaruhi secara langsung operasi perusahaan.
Kunci keberhasilan analisa lingkungan bagi perumusan strategi terletak pada kemampuan manajemen untuk mendeteksi perubahan – perubahan lingkungan eksternal beserta dampaknya. Hal ini akan memungkinkan manajemen mempunyai kedudukaan yang lebih baik dalam menghadapi berbagai masalah serta kesempatan pertumbuhan yang diciptakan lingkungan. Analisa lingkungan juga memungkinkan organisasi mengantisipasi dan mempengaruhi kegiatan dalam lingkungan tugasnya, terutama untuk memberikan antisipasi strategik sebagai reaksi terhadap berbagai kekuatan lingkungan. Analisa lingkungan juga memungkinkan organisasi mengantisipasi dan mempengaruhi kegiatan dalam lingkungan tugasnya, terutama untuk memberikan antisipasi strategis sebagai reaksi terhadap berbagai kekuatan lingkungan.
1.    Perumusan dan penetapan misi dan tujuan umum
 
Gambar : Proses Perencanaan Strategis
8. Implementasi strategi
 
9. peninjauan kembali dan evaluasi
 
Tujuan atau sasaran tahunan
 
Strategi Operasional
 
Strategi Umum
 
7. tujuan – tujuan jangka panjang
 
6. pembuatan keputusan strategis : -mengembangkan alternatif – alternatif.
- mengevaluasi alternatif – alternatif
- memilih alternatif
 
5. identifikasi kesempatan dan ancaman strategis
 
4. analisa internal perusahaan : kekua- tan dan kelemahan organisasi
 
3. analisa lingkungan eksternal (mikro dan makro
 
2. profil perusahaan, identifikasi tujuan dan strategi sekarang
 
nilai – nilai manajemen                                                              tanggung jawab                                                                                                                       sosial perusahaan








Text Box: Umpan Balik


Text Box: Umpan Balik

 










4.      Analisa internal perusahaan – kekuatan dan kelemahan organisasi. Analisa ini dilakukan dengan memperbandingkan profil perusahaan dan lingkungan eksternal
Gambar : berikut ini menunjukan proses analisa internal perusahaan
Identifikasi faktor – faktor internal strategik
Evaluasi faktor – faktor strategik perusahaan tersebut.
Kekuatan dan kelemahan perusahaan, sebagai dasar perusahaan strategi.
Pemasaran keuangan pro-duksi/operasi personalia organisasi
Perbandingan relatip terha-dap norma – norma dan kecenderungan industri serta para pesaing.
Konsensus dalam perusa- haan mengenai kekuatan – kekuatan pokok dan kelemahan – kelemahan te- oritis relatip sekarang dan diwaktu yang akan datang (projected) terhadap kon-disi industri
Ditentukan atas dasar : pen-capaian / prestasi periode – periode yang lalu
Perbandingan historis Ana-lisa rasio dan teknik – tek-nik kuantitatif lainnya.
Kaitannya dengan kondisi sekarang
Kebijakan normatif

Karakteristik dan kecende-rungan industri.


Tujuan proses analisa internal di atas adalah untuk mengidentifikasikan kekuatan – kekuatan dan kelemahan strategis yang penting bagi perumusan strategis perusahaan. Secara konsepsual, tujuan ini dapat dicapai melalui identifikasi faktor – faktor internal strategis (sebagai contoh, saluran distribusi, lokasi, teknologi, dan struktur organisasi) dan penilaian faktor – faktor tersebut. Dengan memahamai kekuatan dan kelemahan persaingan (atau sering disebut posisi persaingan), perumusan strategi organisasi diharapkan akan lebih “tepat”.
5.      Identifikasi ancaman dan kesempatan strategis. Identifikasi tujuan dan strategi, analisa lingkungan, serta analisa kekuatan dan kelemahan organisasi dipadukan dalam langkah ke lima : penentuan berbagai kesempatan yang tersedia bagi organisasi dan ancaman – ancaman yang harus dihadapinya. Berbagai kesempatan dan ancaman ini dapat ditimbulkan banyak faktor, antara lain perkembangan teknologi, perubahan kondisi pasar, perubahan politik, atau perilaku konsumen/langganan.
6.      Pembuatan keputusan strategis. Langkah selanjutnya yaitu identifikasi, penilaian dan pemilihan berbagai alternatif strategis. Proses ini disebut proses pembuatan keputusan strategis.
7.      Pengembangan strategi perusahaan. Setelah tujuan jangka panjang dan strategi dipilih dan ditetapkan, organisasi perlu menjabarkannya ke dalam sasaran – sasaran jangka pendek (tahunan) dan strategi – strategi operasional. Tujuan dan strategi umum diterjemahkan dan diperinci menjadi berbagai strategi, kebijaksanaan dan taktik (rencana, program dan anggaran) operasional pada masing – masing bidang fungsional organisasi.
8.      Implementasi strategi, yang menyangkut kegiatan manajemen untuk mengoperasikan strategi. Implementasi berarti peletakan strategi menjadi kegiatan. Implementasi melibatkan penugasan tanggung jawab atas sukses semua atau sebagian strategi kepada karyawan yang sesuai, diikuti dengan alokasi sumber daya – sumber daya yang dibutuhkan.
9.      Peninjauan kembali dan evaluasi. Proses ini sering disebut “strategic control”. Setelah strategi diimplementasikan, manajer perlu senantiasa memonitor secara periodik, atau pada tahap – tahap kritis untuk menilai apakah organisasi berjalan kearah tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
Kebaikan dan kelemahan perencanaan strategis
Kebaikan :
1.      Para manajer akan memberikan kepada organisasi tujuan – tujuan yang dirumuskan secara jelas dan metoda – metoda bagi pencapaian tujuan – tujuan tersebut.
2.      Membantu manajer mengantisipasi masalah – masalah sebelum timbul dan menanganinya sebelum menjadi lebih berat.
3.      Membantu para manajer dalam pembuatan keputusan.
4.      Meminimumkan kemungkinan kesalahan, karena tujuan dan strategi dirumuskan secara cermat.
Kelemahan :
1.      Dalam banyak organisasi perencanaan strategi formal memakan waktu bertahun – tahun agar berfungsi secara lancar.
2.      Pemeliharaan suatu sistim formal melibatkan banyak biaya.
3.      Perencanaan strategi kadang – kadang cenderung membatasi organisasi hanya terhadap pilihan yang paling rasional dan bebas resiko.

2.7 Hambatan – Hambatan Perencanaan Efektif
Ada dua jenis hambatan – hambatan pengembangan efektif :
1.      Penolakan internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk mencapainya.
2.      Ada bukan di dalam tetapi di luar perencana, yaitu keengganan umum para anggota organisasi untuk menerima perencanaan dan rencana – rencana karena perubahan – perubahan yang ditimbulkannya.
Ada sejumlah alasan mengapa banyak manajer ragu – ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana bagi organisasi atau kelompok/satuan kerja mereka, yaitu :
1.      Kurang pengetahuan tentang organisasi.
2.      Kurang pengetahuan tentang lingkungan.
3.      Ketidakmampuan meramalkan secara efektif.
4.      Kesulitan perencanaan operasi – operasi yang tidak berulang.
5.      Biaya.
6.      Takut gagal.
7.      Kurang percaya diri.
8.      Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan – tujuan alternatif.

2.8    Kriteria Penilaian Efektivitas Rencana.
Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menilai efektivitas perencanaan, yaitu mencakup 1. Kegunaan, 2. Ketepatan dan obyektivitas, 3. Ruang lingkup, 4. Efektivitas biaya, 5. Akuntabilitas dan 6. Ketepatan waktu.

Gambar : kriteria penilaian efektivitas suatu rencana

Kegunaan :
Agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi – fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana.
Ketepatan dan obyektivitas :
Rencana – rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat. Berbagai keputusan dan kegiatan manajemen lainnya hanya efektif bila didasarkan atas informasi yang tepat.
Ruang lingkup :
Perencanaan perlu memperhatikan prinsip – prinsip kelengkapan (comprehensiveness), kepaduan (unity) dan konsistensi.
Efektivitas biaya :
Efektivitas biaya perencanaan dalam hal ini adalah menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional. Salah satu pedoman penting dalam perencanaan : jangan lakukan perencanaan bila hasil – hasil meningkatkan penghasilan atau mengurangi biaya lebih kecil daripada biaya perencanaan dan implementasinya.
Akuntabilitas :
Ada dua aspek akuntabilitas perencanaan 1. Tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan dan 2. Tanggung jawab atas implementasi rencana. Suatu rencana harus mencakup keduanya.
Ketepatan waktu :
Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan waktu.














Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya, pada bab ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan
1.      Kebutuhan akan perencanaan ada di semua tingkatan dan pada kenyataannya meningkat di mana tingkatan tersebut mempunyai dampak potensial terbesar terhadap sukses organisasi atau tingkatan manajemen atas.
2.      Perencanaan mempunyai beberapa manfaat seperti : membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dari perubahan lingkungan, membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah – masalah utama, membuat tujuan lebih khusus, terperinci, dan lebih mudah dipahami dll.
3.      Tetapi perencanaan juga mempunyai kelemahan seperti : pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata, perencanaan cenderung menunda kegiatan, perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan berinovasi dll
Dalam perencanaan tergantung pada besarnya dan tujuan organisasi serta fungsi atau kegiatan khusus manajer, manajer hendaknya memahami peranan baik perencanaan jangka pendek ataupun perencanaan jangka panjang dalam kerangka perencanaan keseluruhan.











Daftar Pustaka
1.    Manajemen : T. Hani Handoko


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makalah Koordinasi dan Rentang Manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang Kami menu lis Makalah ini, sebagai tugas dari dosen agar mahasiswa d...

Makalah Motivasi